
Tanpa memperdulikan peringatan mereka ia dengan cepat memegang ikan itu sehingga tangannya terasa panas terbakar. Ia berlari ke danau terdekat untuk mendinginkan tangannya kedalam air. Karena masih mengantuk dia tersandung batu dan menimpah si Mishekae (seekor kura kura) yang sedang menjemur diri tepi danau. Pada waktu itu Mishekae belum mempunyai kulit keras seperti lazimnya kura-kura sekarang. Kulit Mi-she-kae masih berupa kulit yang halus, lembut dan tipis.
Mishekae menjerit dengan keras kepada si Nanaboozhoo dan menasehatinya untuk berhati-hati kalau sedang berjalan.Si Nanaboozhoo merasa malu atas keteledorannya dan meminta maaf kepada Mishekae. Didalam hatinya dia bertanya-tanya apakah dia bisa melakukan sesuatu buat Mishekae guna menebusnya kesalahannya. Dalam perjalanan pulang dia masih memikirkan untuk berbuat sesuatu Mishekae.
Belakangan dia kembali lagi ke tepi danau itu dan memanggil Mishekae. Si kura-kura menongolkan kepalanya dari lumpur. Nanaboozhoo lantas mengambil dua kerang besar dari tepi danau dan menempatkannya satu di atas yang lainnya. Dia mengangkat Mishekae dan memasukannya diantara kedua kulit kerang tersebut. Sambil menghelah napas panjang Nanaboozho berkata: “Anda tidak akan pernah terluka begitu lagi. Setiap kali bahaya mengancam anda bisa menarik kaki dan kepala anda kedalam kulit kerang tersebut untuk perlindungan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar